Radioaktif Biasa Tapi Bukan Biasa Saja, Semua Ingin Stabil


Ketika mendengar kata radioaktif sejenak kita teringat akan teknologi nuklir dalam rangka pembangkitan energi listrik maupun senjata perang yang terus dikembangkan oleh Amerika Serikat, Iran, dan juga Korea Utara. Setelah pengetahuan dan teknologi kian berkembang, pemanfataan radioaktif terus meningkat on the track yang sesuai atau memudahkan peradaban manusia. Sebut saja di bidang kedokteran, panoramic photo di ruang radiologi jelas menjadi aplikasi positif penggunaan sinar X untuk memotret bagian tubuh yang bermasalah. Di bidang arkeologi waktu paruh zat radioaktif dapat menentukan umur benda dan peninggalan purbakala. 

Paparan sinar kosmik dari angkasa juga meningkat ketika seseorang melakukan perjalanan dengan pesawat. Berdasarkan hasil studi, tak jarang skala paparan sinar radioaktif para pilot dan pramugari  melebihi para pekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Walaupun memerlukan 500 msievert langsung agar bisa membuat seseorang meninggal, paparan sinar-sinar peluruhan zat radioaktif pelu dikalkulasi agar tidak berdampak ke tubuh kita di masa depan. Misalnya saja dengan melakukan pemeriksaan dengan rotgen yang tidak terlalu sering (kecuali pada keadaan darurat), serta menghindari merokok dan asap rokok (radioaktif dan radikal bebas).

Namun tanpa disadari makanan yang mengandung unsur kimia tertentu juga merupakan zar radioaktif. Unsur K (Kalium / Pottasium) adalah salah satu radioaktif alamiah yang banyak terkandung contohnya dalam pisang.

Cont'

R_P (Departement of Chemical Engineering, Universitas Gadjah Mada)

Komentar